Selasa, 18 Desember 2012

Tugas Akhir ^_____^

Nama : Deasy Anggreini Pane
Nim : 09-008

Kerangka yang dipilih :  Perbandingan pemberian tugas pada mata kuliah psikologi belajar dengan mata kuliah lain pada semester ini

·  Tugas pada psikologi belajar : mahasiswa diminta untuk menyelesaikan kasus/membahas pengalaman pribadi dengan menggunakan teori-teori yang terdapat dari buku, dan diberikan waktu satu minggu untuk posting di blog.
·    Tugas pada mata kuliah psikologi kesehatan : Tugas mini project yang memilih salah satu topik untuk menjadi landasan dibentuknya mini project, dengan jangka waktu dari awal semester ganjil hingga UAS.
Pembahasan :
            Kedua jenis pemberian tugas diatas dapat dibahas dengan teori pengkondisian klasik dari Pavlov, dimana pada mata kuliah Psikologi Belajar, mahasiswa diberikan stimulus bahwa setiap minggunya akan diberi tugas sesuai dengan topic yang ada, maka respon yang diberikan mahasiswa adalah mengerjakan tugas sesuai dengan topik tiap minggu, namun lambat laun ketika tidak ada tugas dari dosen maka mahasiswa akan berusaha menanyakan dan membaca teori yang akan dibahas pada minggu selanjutnya. Sementara pada mata kuliah Psikologi Kesehatan, dengan stimulus bahwa tugas mini project adalah tugas dengan jangka waktu yang cukup lama, maka respon yang diberikan mahasiswa adalah menunda-nunda untuk mengerjakan tugas, yang akhirnya apabila tidak diberikan stimulus tambahan, nantinya mahasiswa akan terburu-buru dalam menyelesaikan tugas dan tidak konsentrasi pada topik yang akan dibahas tiap minggunya.
            Apabila dibahas dengan teori berpenguat Skinner, pemberian tugas pada mata kuliah Psikologi Belajar memiliki penguatan yang cukup konsisten, dimana hampir disetiap pertemuan dosen mengingatkan pada mahasiswa bahwa posting-an tugas di blog itu secara tidak langsung adalah tabungan nilai bagi masing-masing mahasiswa sehingga tiap mahasiswa terus mencoba untuk memberikan yang terbaik untuk di posting walaupun terkadang beberapa mahasiswa melakukan posting pada detik-detik terakhir deadline. Pemberian tugas pada mata kuliah Psikologi Kesehatan menurut saya kurang diberi penguatan (penguatan tidak konsisten) karena dosen tidak pada tiap pertemuan mengingatkan/membahas mengenai perkembangan mini project kelompok, sehingga mahasiwa juga tidak memikirkan tugas tersebut secara berkala (menunda-nunda pengerjaan tugas sampai deadline yang ditentukan).
            Dibahas dengan teori Gagne, pemberian tugas mata kuliah Psikologi Belajar dapat dibahas dengan kondisi belajar internal dan eksternal, mahasiswa secara internal berusaha untuk ingin mengetahui tugas & topik apa untuk minggu selanjutnya agar dapat mempelajari dan dengan adanya kondisi belajar eksternal keingintahuan internal tadi semakin terpacu, misalnya dengan semakin banyak temannya yang juga ingin tahu maka mahasiswa berlomba-lomba menanyakan pada komting apa tugas & topik minggu selanjutnya. Pada mata kuliah Psikologi Kesehatan, kondisi belajar internal dalam diri ada, dapat dilihat bahwa para mahasiswa tau secara jelas tugas seperti apa yang diminta dan bagaimana rancangannya, hanya saja kondisi belajar eksternal tidak sejalan dengan internal, dimana ketika ada satu mahasiswa yang menanyakan mengenai mini project, maka mahasiswa lain akan menjawab “masih lama itu tugasnya dikumpul” sehingga menyebabkan kondisi belajar internal tadi terkubur.
            Dibahas dengan teori 4 faktor Piaget : lingkungan fisik, kematangan, pengaruh sosial dan penyeimbangan. Dalam mata kuliah Psikologi Belajar, lingkungan fisik terdapat melalui media yang mendukung seperti facebook, media ini mempermudah menyampaikan informasi mengenai perkuliahan tiap minggunya walaupun mungkin beberapa mahasiswa tidak aktif menjajaki media ini, pada proses kematangan dilihat bahwa hampir setengah dari mahasiswa ternyata melihat informasi dari facebook dan menyampaikan pada teman lain sehingga informasi dapat tersebar dengan mulus. Pengaruh sosial didapat dari teman, dimana teman sesama yang mengambil mata kuliah juga memiliki rasa ingin tahu yang sama sehingga tiap individu semakin berusaha mencari tahu, dan penyeimbangan, proses ini dilihat dengan bagaimana/seperti apa cara mhasiswa merespon info, apakah mahasiswa member feedback secara langsung di facebook ataupun langsung mengerjakan tugas seperti yang diinfokan di facebook. Pada mata kuliah Psikologi Kesehatan, lingkungan fisik cukup terhambat karena info tugas mini project cukup minim, kematangan yaitu bagaimana keingintahuan mahasiswa juga terhambat karena info yang minim, pengaruh sosial dari teman yang sama-sama memiliki pemikiran bahwa deadline tugas masih lama menyebabkan proses penyeimbangan jauh terhambat dibelakang.
            Ditinjau dari teori Vygotsky, dimana vygotsky mengatakan terdapat dua proses yang secara biologis ada pada manusia yaitu signalization dan signification. Penugasan Psikologi Belajar melalui proses signalization, dimana dengan adanya stimulus dari dosen mengenai tugas maka mahasiswa memiliki ALERT pada diri masing-masing bahwa setiap minggu akan ada info tugas dan teori baru yang dipelajari. Sementara signification pada mata kuliah ini adalah ketika mendapat info maka secara otomatis akan terpogram pada diri masiswa untuk melakukan tugas dan tugas tersebut akan menguasai pikiran mahasiswa selama mereka belum menyelesaikannya. Penugasan Psikologi Kesehatan juga terdapat signalization, karen aterkadang dosen member stimulus, namun signalization ini tidak kuat karena stimulus yang tidak kuat dari lingkungan, karena signalization yang tidak kuat maka signification pun mengalami keterhambatan sehingga munculnya pemikiran mahasiswa untuk menunda tugas yang diberikan
            Dibahas dengan 4 komponen proses internal pemelajar Bandura yaitu proses atensional, retensi, reproduksi motorik dan proses motivasional. Penugasan Psikologi Belajar melalui proses atensional dimana pada minggu-minggu awal pembelajaran dosen menunjukkan bagaimana tampilan blog yang baik dan berkualitas sehingga mahasiswa dapat tau standart seperti apa yang diharapkan dosen, proses retensi juga dilewati dengan cukup mulus dimana dengan adanya atensi dari mahasiswa maka secara tidak disadari mahasiswa akan membuat kode-kode atau batasan seperti apa yang diinginkan ataupun tidak diinginkan dosen. Reproduksi motorik ini berupa hasil apa yang diberikan mahasiswa atas stimulus yang diberikan dosen (bagaimana pengerjaan tugas yang diberikan dosen), proses motivasional ini terpenuhi dengan adanya dukungan sosial dari teman yang sama-sama mengambil mata kuliah ini dan juga adanya penguatan positif yang diberikan dosen dapat dijadikan landasan motivasi untuk semakin memberikan yang terbaik ke depan. Penugasan Psikologi Kesehatan, atensional juga dilewati dengan baik, dimana dosen memberikan penjelasan konsep mini project seperti apa yang mereka inginkan, retensi juga dilewati dengan baik karena mahasiswa tahu batas-batas seperti apa yang diberikan dosen ketika member penjelasan konsep mini project. Reproduksi motorik yang menurut saya agak terhambat dikarenakan jangka waktu pengerjaan tugas yang cukup lama, hal ini diiringi dengan proses motivasional yang kurang baik dari teman dan dosen.
            Dibahas dengan perluasan dari model Atkinson (1958), yang mendefenisikan ekspektasi dan nilai sebagai konstruk motivasional. Menurut saya bagaimana harapan mahasiswa terhadap hasil ke depan dan bagaimana nilai yang nantinya akan didapat merupakan dasar awal terbentuknya motivasi dalam menjalani suatu mata kuliah. Penugasan Psikologi Belajar dari awal sudah diberikan kira-kira bagaimana hasil ke depan dan oerkiraan nilai apabila posting-an memiliki kualitas yang baik, sehingga mahasiswa memiliki motivasi tersendiri untuk menjalani mata kuliah ini. Penugasan Psikologi Kesehatan tidak diberikan pandangan bagaimana hasil ke depan dan perkiraan nilai yang didapat apabila mini project yang dilakukan baik, sehingga motivasi mahasiswa untuk mengerjakan tugas lebih cepat (tidak menunda-nunda) sangat minim dan berakhir dengan menunda tugas hingga jadwal deadline.
            

Minggu, 09 Desember 2012

Hasil observasi SMK Tritech Informatika Medan


Nama : Deasy Anggreini Pane
Nim : 091301008
Kelas yang diobservasi : X-3
Mata Pelajaran : Kewirausahaan
Nama Guru : Yulia Amha
Waktu & durasi observasi : 11.45/30 menit
Jumlah siswa : 27 orang
Media Pembelajaran yang digunakan siswa : buku, alat tulis & laptop
Situasi fisik kelas : ruangan tidak terlalu besar, penyusunan bangku rapat, dinding samping kiri, kanan  terbuat dari triplek, dinding dibelakang siswa kaca yang langsung terhubung ke koridor sekolah. Terdapat 2 AC, 1 kipas angin, 1 buah TV yang digantung di dinding.
Alat observasi : Buku, alat tulis & tabel panduan

Tabel yang menjadi panduan apa yang harus diobservasi adalah tabel 5.5
Asumsi Tentang Desain Pembelajaran
Asumsi
Selama observasi
Pembelajaran harus dirancang untuk memfasilitasi belajar siswa individual
Selama observasi saya memperhatikan bagaimana cara yang digunakan guru dan fasilitas yang diberikan sekolah  untuk menjadikan pembelajaran siswa lebih bersifat individual
Baik tahapan jangka panjang maupun menengah harus dimasukkan dalam desain pembelajaran
Pada saat observasi saya melihat melalui cara guru mengajarkan apakah memasukkan tahapan-tahapan pembelajaran dalam desain pembelajaran yang digunakan siswa
Perencanaan pembelajaran tidak boleh sembarangan atau sekadar memberikan lingkungan yang mengasuh
Saat observasi yang saya perhatikan adalah bagaimana cara guru menyampaikan mata pelajaran, apakah cara penyajian mata pelajaran tersebut sistematis dan terstruktur.
Pembelajaran harus didesain menggunakan pendekatan sistem
Saat mengobservasi yang menjadi perhatian adalah bagaimana guru dapat menaplikasikan teori yang dipelajari ke dalam kehidupan sehari-hari sehingga lebih mudah untuk diterima siswa.
Desain pembelajaran harus didasarkan pada cara manusia belajar
Saat observasi saya memperhatikan bagaimana cara guru agar para siswa dapat belajar dengan konsentrasi dan benar-benar mengerti akan teori yang dipelajari


Tabel yang menjadi kerangka acuan adalah :
Tabel 5.7
Deskripsi
Tahapan Belajar
Kegiatan Pembelajaran
Persiapan Belajar 
                  1. Mengarahkan perhatian



 2.    Ekspektasi

 3.     Retrieval

Guru berusaha mengarahkan perhatian murid dengan memberikan contoh mengenai kehidupan sehari-hari
Guru memberi tahu apa fungsi dari teori yang mereka pelajari
Selama proses pembelajaran, guru berusaha untuk memancing kembali ingatan siswa dari pembelajaran sebelumnya, dengan menanyakan teori/pengertian yang telah dipelajari
Akuisisi dan kinerja 
             4.     Persepsi selektif atas ciri stimulus


 5.     Penyandian semantik



 6.     Retrieval dan respons



 7.     Penguatan
Stimulus yang digunakan guru sebenarnya sama saja dengan yang digunakan guru lain disekolah lain
Guru kurang memberikan bimbingan belajar pada siswa, hanya sebatas memberi stimulus, tanpa pembelajaran lebih pasti.
Murid memberikan respon yang cukup baik atas stimulus yang diberikan guru mengenai pelajaran sebelumnya
Penguatan dari guru memang ada, tapi kalau menurut saya kurang kuat untuk menegaskan/meluruskan mengenai pelajaran sebelumnya
Transfer Belajar
       8.       Pemberian petunjuk retrieval




 9.     Generalisasi
Guru menilai tugas-tugas yang dikerjakan siswa mengenai pelajaran lalu, namun tidak menilai apa yang dijawab siswa secara langsung mengenai pelajaran lalu
Guru hanya memberikan contoh tanpa berusaha untuk memunculkan kinerja

Kesimpulan :
Menurut saya proses pembelajaran di sekolah SMK Tritechi hampir sama saja dengan sekolah biasa, hanya pada sekolah ini alat yang digunakan lebih canggih. Mungkin perbedaannya tidak terlihat karena waktu observasi yang sedikit dan observasi tidak dilakukan berkala pada tiap mata pelajaran.

Rabu, 14 November 2012

No Response???


Pembahasan perilaku sebahagian besar mahasiswa yang mengambil mata kuliah belajar "tidak memberikan respon" terhadap info yang diberikan dosen

  1.      Berdasarkan Teori Albert Bandura

            Teori kognitif-sosial Albert Bandura berusaha menjelaskan belajar dalam latar naturalistik. Pada teori Bandura dapat dilihat terdapat konsep Proses Internal Pemelajar, dimana konsep ini terdiri dari 4 komponen, yaitu Proses Atensional, Proses Retensi, Reproduksi Motorik dan Proses Motivasional.
            Proses Atensional adalah proses dimana perilaku baru diperoleh dari model dengan cara memperhatikan dan memahami perilaku tersebut secara akurat. Proses Retensi, pada proses ini terjadi pertanggung jawaban atas pengkodean simbolik dari perilaku dan penyimpanan kode visual atau verbal dalam memori, jadi pada proses inilah terjadi pengkodean atas perilaku-perilaku yang diamati pada proses Atensional.
            Proses Motorik adala proses kinerja yang merupakan perwujudan dari kode-kode yang didapat melalui proses retensi dan prosses atensional. Proses motivasional adalah proses dimana terdapat motivator dari lingkungan sekitar (eksternal) sebagai penguat untuk melakukan perilaku yang telah melewati tiga proses sebelumnya.
            Dari Konsep Proses Internal Pemelajar yang telah dijabarkan diatas, dapat dilihat bahwa pada kelas Psikologi Belajar yang sebagian besar mahasiswa tidak merespon terhadap info yang diberikan dosen dikarenakan terhambatnya proses terakhir pada konsep diatas yaitu proses motivasional. Bentuk terhambatnya proses motivasional ini adalah dikarenakan mahasiswa melihat bahwa info tersebut didapat pada minggu ujian dimana mahasiswa memfokuskan diri terhadap ujiannya sehingga kurang termotivasi untuk merespon dikarenakan ada ujian.
            Selain itu, konsep Bandura lain yang bisa menjelaskan kondisi tersebut adalah Sistem Pengaturan Diri, pada sistem ini seseorang menguasai proses belajar dirinya sendiri, masing-masing individulah yang mengatur proses pembelajaran seperti apa dan perilaku seperti apa yang akan ia perlihatkan sebagai output dari proses pembelajarannya. Pada mahasiswa yang tidak memberi respon terhadap info tersebut, sistem pengendalian dirinya berarti belum terpenuhi dikarenakan walaupun info diberikan pada minggu ujian, harusya mahasiswa dalam melihat bahwa info tersebut juga merupakan tugas untuk keberlanjutan mata kuliah yang ia ambil.

2.      Berdasarkan Teori Gagne

            Gagne mengungkapkan bahwa kondisi belajar itu terbagi menjadi dua, yaitu kondisi belajar Internal dan kondisi belajar Eksternal. Kondisi belajar Internal adalah bagaimana seseorang dapat megembangkan sikap, memerhatikan dan mengamati semua model yang berperilaku dengan tepat. Kondisi belajar eksternal adalah dimana pembelajaran individu mendapat dukungan dari lingkungan sekitar, bisa berupa stimulus yang nantinya kana berinteraksi dengan pemrosesan internal pemelajar.
            Pada keadaan dimana sebagian besar mahasiswa yang mengambil mata kuliah belajar tidak memberi respon terhadap info yang diberikan dapat dijelaskan dengan teori yang dibahas diatas. Bila dilihat dari kondisi belajar internal, dapat dilihat bahwa kemungkinan besar mahasiswa tidak memerhatikan atau mengamati info yang telah diberikan sehingga tidak tau bahwa info tersebut ada dan meresponnya.
            Sementara dilihat dari kondisi belajar eksternal, mahasiswa sudah mendapat stimulus dari dosen berupa info namun mungkin info ini kurang mendapat dukungan dari lingkungan, misalnya : teman yang sudah membaca info tidak meng-infokan pada teman-temannya yang jarang membuka FB (sarana penyebaran info).

3.      Berdasarkan Teori Piaget

            Piaget mengemukakan 4 faktor yang diperlukan untuk transformasi perkembangan dari satu bentuk penalaran ke bentuk yang lain. Empat faktor tersebut adalah lingkungan fisik, kematangan, pengaruh sosial dan proses yang disebut penyeimbangan.
            Lingkungan fisik adalah interaksi antara individu dan dunia, tetapi kontak lingkungan fisik harus disejalankan dengan menggunakan pengalamannya dengan mengembangkan pengetahuan yang ia miliki. Selanjutanya Kematangan, kematangan sistem saraf penting untuk memungkinkan anak merealisasikan manfaat maksimum dari pengalaman fisik. Yang ketiga pengaruh sosial, yaitu mencakup peran bahasa dan pendidikan, misalnya : jenjang pendidikan yang didapat. Yang terakhir adalah penyeimbangan yang berfungsi untuk menyeimbangkan ketiga faktor sebelumnya agar dapat sejalan.
            Mahasiswa yang tidak merespon info yang didapat dari dosen dapat dijelaskan dengan teroi diatas, yaitu dilihat dari lingkungan fisik, dimana mungkin pada lingkungan fisik ini terdapat hambatan misalnya kurangnya berbagi info dengan teman-teman yang sesama mengambil mata kuliah belajar. Dengan terhambatnya faktor pertama, maka faktor kematangan juga terhambat, karena dengan tidak berbagi info dengan sesama maka kognitif juga tidak akan member respon karena merasa tidak mendapat stimulus. Faktor yang ketiga pengaruh sosial, pada pengaruh sosial ini mahasiswa yang tidak merespon mungkin memutuskan untuk tidak merespon karena melihat bahwa banyak teman-temannya yang juga tidak merespon (pembelajaran dari ligkungan sekitar). Dengan terhambatnya ketiga faktor diatas, maka faktor penyeimbangan juga tidak dapat berjalan sesuai dengan tugasnya sehingga terjadilah perilaku mahasiswa yang tidak merespon info yang diberikan.

Rabu, 24 Oktober 2012

Tugas Mid Psikologi Belajar : Berdasarkan Teori Bandura


Kelompok 1 :

Deasy Anggreini                           09-008

Qisty Anindiati                              09-019

Shoffa Malini                                09-069


Permainan  sosial kognitif Bandura

Alat yang dibutuhkan
-          Kertas yang berisikan clue
-          Loudspeaker
-          Laptop
Cara permainan :
-          Peserta dibagi atas beberapa tim
-          Setiap tim terdiri dari 7 orang
-          Membentuk suatu baris panjang
-          Orang pertama diberi clue kemudian menyampaikan clue tersebut kepada orang kedua dalam bentuk gerakan, setelahnya orang pertama berbalik arah (tidak berhadapan dengan peserta kedua). Peserta tidak diperbolehkan berbicara selama permainan berlangsung. Kemudian orang kedua memperagakan kepada orang ketiga dan seterusnya hingga pada orang ketujuh, hingga akhirnya orang ketujuh yang akan memperagakan gerakan dan menjelaskan maksud dari gerakan tersebut.
-          Setiap tim akan menebak sebanyak dua clue.
Tujuan permainan :
-          Setiap orang mampu meniru gerakan dari teman se-timnya untuk kemudian orang terakhir akan menebak judul dari gerakan tersebut dengan tujuan untuk melatih siswa dalam  Behavioral Production Processes (proses produksi perilaku), yaitu:
Dalam tahap ini informasi yang sebelumnya telah disimpan dalam memori diolah kembali untuk kemudian diuji. Dalam tahap ini seseorang dituntut untuk tidak hanya mengerti dan dapat mengulang gerakan kembali melainkan juga dituntut untuk lebih memahami arti dari gerakan-gerakan tersebut.
-          Tujuan dari games ini adalah melihat pola interaksi dalam kelompok, dimana seseorang berperilaku tertentu karena adanya interaksi antara orang, lingkungan, dan perilaku orang tersebut, menghasilkan perilaku berikutnya. Dari konsep ini, bisa dikatakan bahwa perilaku mempengaruhi lingkungan, atau lingkungan atau orang mempengaruhi perilaku.
-          Melatih kemampuan kognitif setiap peserta dalam menerima informasi baru yang ia terima kemudian mempraktekan apa yang telah ia lihat kepada orang lain. Disini juga melatih kemampuan persepsi seseorang ketika menerima informasi yang didapat dari orang lain.
Pembahasan :
            Pada permainan ini dapat dikaitkan dengan Prinsip-prinsip umum dari teori sosial kognitif Bandura yaitu :
1. Orang dapat belajar dengan mengamati perilaku dari orang lain dan hasil dari perilaku tersebut.
2. Belajar dapat terjadi tanpa perubahan perilaku. Dalam teori pembelajaran sosial dikatakan bahwa orang dapat belajar melalui observasi sendiri, pembelajaran mereka belum tentu ditampilkan dalam perilaku mereka. Belajar dapat mengakibatkan perubahan perilaku atau mungkin tidak sama sekali.
3. Kognisi berperan dalam belajar.
Variabel-variabel yang Mempengaruhi proses Belajar dalam permainan yaitu:
1.      Attentional Processes (tahap perhatian)
Tahap di mana seseorang mulai berfokus pada satu dari sekian banyak stimulus yang muncul dihadapannya. Stimulus yang menariklah yang akhirnya lulus seleksi dan menjadi fokus perhatian.
2.      Retentional Processes (tahap penyimpanan dalam ingatan)
Pada tahap ini stimulus yang menjadi fokus mulai diolah secara kognitif dan hasilnya disimpan dalam memori. Yang kemudian individu akan mencari lebih lanjut informasi lebih detail berhubungan dengan stimulus tersebut.
3.      Behavioral Production Processes (proses produksi perilaku)
Dalam tahap ini informasi yang sebelumnya telah disimpan dalam memori diolah kembali untuk kemudian diuji. Dalam tahap ini seseorang dituntut untuk tidak hanya mengerti akan stimulus yang diberikan, melainkan juga dituntut untuk lebih memahami lebih lanjut maksud atau inti yang diberikan melalui stimulus.


Senin, 22 Oktober 2012

Review Jurnal Berkaitan dengan Teori Kognitif

Nama : Deasy Anggreini Pane

Nim : 09-008



Judul Jurnal : Penerapan model cooperative learning dalam meningkatkan aspek kognitif, afektif                       dan psikomotor siswa pada mata pelajaran IPS bagi guru-guru SD sekabupaten                                   Serang

Penulis : Susilawati

Instansi : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Abstrak  
            Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahasan dan keterampilan sosial, pengembangan ketiga aspek tersebut sangat diperlukan untuk diintegrasikan pada materi IPS. Oleh karena untuk dapat memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis, maka diperlukan keterampilan berkomunikasi melalui pembelajaran cooperative learning, karena ini dari pembelajaran kooperatif adalah terjalinnya komunikasi antar siswa, serta meningkatkan kemampuan dan wawasan guru dalam mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor pada pembelajaran IPS.
            Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi dan tes.
            Pembelajaran SDA dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning pada pembelajaran IPS, dapat meningkatkan aspek kognitif, afektif, psokomotor siswa. Disarankan guru SD untuk menerapkan dan mengembangkan pembelajaran desain pendekatan “pembelajaran kooperatif” sebagai salah satu alternative pendekatan belajar konsep SDA dalam pembelajaran IPS.
 Kata kunci : cooperative learning

Latar Belakang
            Memiliki kemampuan ber-komunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat local, nasional dan global tertuang dalam tujuan Pendidikan Nasional dan Pendidikan IPS. Pengembangan pola kognitif dalam pembelajaran IPS yaitu pembinaan kecerdasan suatu ilmu pengetahuan yang mendalam. Seseorang yang cerdas harus memiliki kebijaksanaan atau kemampuan dalam berpikir dan bertindak. Untuk mengoptimalkan kompetensi peserta didik yang sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional dan tujuan IPS salah satu caranya adalah melalui pembelajaran secara kelompok atau pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif member peluang kepada siswa agar mau mengemukaakn dan membahas suatu pandangan, memiliki motivasi yang tinggi karena dorongan dan dukungan rekan sebaya.

Tujuan dan Manfaat
            Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor pada pembelajaran IPS melalui model cooperative learning. Manfaat untuk menambah wawasan guru pada proses belajar megajar dengan metode cooperative learning serta meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor pada pembelajaran IPS melalui model cooperative learning.

Metode Penelitian
            Metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK).

Hasil dan Pembahasan
1.      Untuk masalah ber-kaitan dengan kemampuan guru dalam mengembangkan aspek kognitif siswa, maka dilaksanakan melalui kegiatan tatap muka dengan penyaji, kemudian guru ditugaskan untuk membuat dan mengembangkan indicator yang disesuaikan dengan konsep SDA pada pembelajaran IPS dengan menggunakan kata-kata operasional yang terdapat pada aspek kognitif.
2.      Untuk masalah yang ber-kaitan dengan pembentukan kepribadian/bersikap yang baik dan kemampuan guru dalam mengembangkan aspek afektif siswa, guru tetap ditugaskan untuk membuat dan mengembangkan indicator yang disesuaikan dengan konsep SDA pada pembelajaran IPS dengan menggunakan kata-kata operasional yang terdapat pada aspek afektif.
3.      Untuk masalah yang berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengembangkan aspek psikomotor siswa, maka dilaksanakan melalui kegiatan lokakarya atau bengkel kerja.

Rabu, 10 Oktober 2012

Kegiatan Kelas Psikologi Belajar dibahas dengan Teori Skinner


Kegiatan di Kelas dibahas dengan Teori Skinner

           Kegiatan yang dilakukan dikelas hari ini adalah hal menarik, karena setiap orang diberikan 3 stimulus untuk menghasilkan berbagai macam produk tergantung apa yang diinginkan masing-masing mahasiswa. Dosen hanya memberikan 3 stimulus, yaitu : Kertas HVS dan 2 jenis sertifikat. Kemudian diminta untuk hanya membawa alat tulis dan buku pegangan mata kuliah Psikologi Belajar. Sebelum kegiatan berlangsung, dosen mengatakan bahwa setiap mahasiswa silahkan bekerja dengan  stimulus yang sudah diberikan dan usahakan se-kreatif mungkin, dan hanya diberikan waktu 30 menit.
            Kegiatan dimulai dengan berbagai macam kebingungan di kepala saya, kalau boleh jujur saya adalah individu yang kurang kreatif, saya cenderung monoton. Selama 15 menit pertama pengerjaan saya tidak mengerjakan apapun. Menurut Skinner belajar adalah perilaku, dan perubahan perilaku secara fungsional berkaitan dengan perubahan dalam lingkungan. Kegiatan yang dilakukan dikelas hari ini adalah sebuah proses belajar dimana seluruh mahasiswa ditempatkaan pada pengkondisian. Pengkondisian yang dimaksud adalah ketika semua hanya diberi 3 stimulus, alat tulis dan buku pegangan mata kuliah. Fungsi dari diberikannya stimulus adalah untuk memicu pemikiran agar bisa menghasilkan sesuatu dari stimulus tersebut.Dimana stimulus tersebut disertai dengan penguatan dari dosen yaitu perkataan “bekerjalah se-kreatif mungkin” dan juga “nantinya akan dipilih 3 orang dengan produk terbaik”.
            Penguatan yang diberikan dosen merupakan bentuk penguatan positif dikarenakan penguatan tersebut tidak mengurangi apapun atas diri saya. Dengan adanya stimulus dan mengingat penguatan dari dosen akhirnya saya memulai untuk mengerjakan. Namun harus saya akui bahwa dengan adanya stimulus dan penguatan tersebut saya merasakan efek samping emosional yaitu saya merasa cemas pada 15 menit pertama karena saya belum mengerjakan apapun sementara teman-teman disekitar saya sudah hampir mengerjakan setengahnya. Tidak hanya itu, kecemasan juga melanda saya ketika saya melihat teman-teman saya begitu kreatif dalam mengerjakan tugas, sementara yang saya kerjakan menurut saya hanya hal biasa yang pasti terfikir di kepala semua orang ketika dihadapkan pada situasi yang sama.
            Namun, kedua kecemasan tersebut dapat saya atasi dengan adanya stimulus yang saya buat sendiri di kepala saya atau pada teori skinner disebut Stimulus Diskriminatif, Stimulus yang saya buat sendiri tersebut adalah bahwa saya harus percaya diri dan harus berfikir keras bagaimana produk yang saya hasilkan dapat se-kreatif mungkin hingga saya bisa mendapat nilai bagus untuk pertemuan hari ini. Hingga akhirnya saya dapat menghasilkan produk dengan stimulus yang ada ,yaitu sebuah sertifikat pada kertas HVS yang dibuat berdasarkan gabungan dari 2 sertifikat yang berbeda design, namun sertifikat ini memiliki kelebihan yaitu sudah memiliki gantungan langsung, sehingga begitu sertifikat diterima bisa langsung digantung tanpa perlu repot di-bingkai lalu digantung. 

          Setelah kegiatan tersebut dosen meminta untuk menjelaskan kegiatan tadi berdasarkan teori Skinner dan mendapat penilaian juga, pada kesempatan itu saya menjelaskan apa yang terjadi dengan teori Skinner secara cukup mendalam, sesuai dengan apa yang saya baca dan saya tangkap. Saya berusaha memberikan penjelasan mendalam karena mendapat stimulus eksternal bahwa itu akan mendapat penilaian dan stimulus diskriminatif yaitu keinginan mendapat nilai bagus dengan cara memberikan yang terbaik pada kesempatan ini karena pada kesempatan sebelumnya (kreatifitas) saya kurang maksimal.
            Akhir dari pertemuan ditentukan 3 orang terbaik dari masing-masing kelompok, dan saya tidak menjadi salah satunya. Awalnya saya cukup yakin untuk menjadi yang terbaik karena dalam pembahasan dengan teori Skinner saya rasa punya saya sudah cukup mendalam, tapi karena kreatifitas saya yang minim akhirnya saya kalah. Ada perasaan sedikit kecewa memang, tapi saya ingat bahwa ini adalah proses belajar yang dimana kegagalan pun pasti menjadi suatu pembelajaran, dengan kegagalan ini saya akan mulai mencari kegiatan yang bisa meningkatkan kreatifitas saya ke depannya.