Rabu, 26 September 2012

Tugas Bab 1 : Uraian hubungan Tabel 1.2 dengan Gambar 1.1 dikaitkan dengan contoh

No
Fungsi belajar
Pengalaman
         1.
Sebagai kerangka riset pengalaman
Contoh : di rumah saya, dari kecil sudah ada aturan bahwa apabila pulang sekolah harus pulang kerumah telebih dahulu baru boleh keluar rumah lagi. Waktu saya kelas 6 SD sepulang sekolah saya langsung ke tempat les tanpa pulang kerumah terlebih dahulu sehingga orang tua saya marah dan member hukuman tidak boleh keluar bermain selama 2 hari. Setelah itu saya tidak pernah mengulangi tindakan itu lagi.
         2.
Memberikan kerangka organisasi untuk item-item informasi
Contoh : Ketika saya SMP orang tua saya membelikan HP lumayan mahal yang saya kurang suka modelnya. Tapi, abang saya marah besar dan merajuk karena HP saya lebih mahal dari HP dia
         3.
Mengidentifikasi sifat dari peristiwa yang kompleks

Contoh : dari kecil saya sudah sering melihat peta, mempelajari mengenai pulau-pulau di Indonesia sampai benua lain. Tapi, ketika dikatakan guru bahwa bumi bulat dan saya melihat globe saya merasa bertanya-tanya, kenapa bumi yang memiliki banyak air dan pulaunya berbentuk rata di atlas bisa menjadi bulat. Dan sampai sekarang saya bertanya, kalau bumi bulat apakah para pelaut yang berlayar tidak jatuh ketika berada di lautan yang berada dibawah globe?
         4.
Mereorganisasi pengalaman sebelumnya
Contoh : membaca buku dulunya hal yang membosankan bagi saya karena waktu kecil diberi buku ensiklopedi yang lumayan tebal, tapi saya melihat abang saya membaca dalam waktu yang cepat, saya bertanya pada dia, dan dia mengatakan membaca buku jangan semua dibaca, ambil poin-poin penting saja. Mulai dari situ saya mengikuti cara membaca dia dan efektif dalam proses pembelajaran juga.
         5.
Bertindak sebagai penjelasan kerja dari peristiwa

Contoh : sewaktu SMA saya adalah anak yang tidak mau mengalah dalam hal apapun, namun ketika kelas 2 SMA saya berantem dengan teman hanya karena masalah pengumpulan tugas sampai dibawa ke kantor guru. Mulai dari situ saya mulai berfikir dan mengurangi ke-egoisan saya hampir dalam setiap aspek.




Hubungan fungsi umum teori belajar dengan perspektif psikologi tentang faktor-faktor utama dalam belajar dikaitkan dengan contoh
5 Fungsi umum teori belajar :
1.            1. Sebagai kerangka riset, teori belajar digunakan sebagai dasar atau pijakan pada saat membuat riset, seperti contoh dari pengalaman saya yang berdasarkan teori Thorndike. Dapat dilihat di gambar 1.1 teori Thorndike termasuk didalam perspektif behavioris, pada contoh dapat dilihat bahwa saya belajar dari pengalaman saya melalui konsekuensi yang saya dapat apabila tidak mengikuti aturan (behavior). Berdasarkan contoh terlihat bahwa setelah mengalami konsekuensi saya belajar untuk lebih teratur, dimana konsekuensi yang didapat adalah dasar saya untuk mematuhi aturan yang ada dan merupakan bentuk perspektif behavioris. Sama halnya dengan fungsi teori belajar sebagai kerangka berfikir, teori belajar digunakan sebagai dasar untuk membentuk kerangka riset yang akan dilakukan.

2.             2.  Memberikan kerangka organisasi untuk item-item informasi, berdasarkan contoh yang saya jabarkan dengan berlandaskan teori Gagne (perspektif interaksionis), bisa dilihat bahwa pemikiran atau cara pandang orang yang berbeda-beda sesuai dengan informasi yang didapat dari proses interaksi dengan orang lain, dimana hal yang menurut abang saya baik ternyata tidak baik menurut saya. Cara pandang yang berbeda merupakan informasi penting ketika kita melalui proses belajar, karena cara pandang akan mempengaruhi proses belajar. Sama halnya dengan fungsi utama teori belajar yaitu memberikan kerangka organisasi untuk item-item informasi (tergantung interaksionis), maka teori belajar yang berbeda-beda dapat menjelaskan dan membentuk kerangka yang berisikan informasi yang berbeda-beda.

3.           3.  Mengidentifikasi sifat dari peristiwa yang kompleks, contoh saya untuk poin ketiga ini merupakan pemikiran saya yang tidak sejalan dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga saya merasa keadaan tersebut menjadi kompleks. Saya merasa bahwa bumi tidak seharusnya dikatakan bulat karena apabila bumi bulat maka seharusnya para pelaut jatuh ketika berada di bagian bawah globe. Apa yang saya pikirkan ini bisa dijawab apabila dibahas melalui teori gravitasi bumi (teori perkembangan interaksionis). Teori belajar yang ada merukan teori perkembangan interaksionis yang berfungsi untuk mengidentifikasi sifat dari peristiwa yang kompleks. Apabila dikaitkan dengan contoh saya, dengan adanya teori belajar maka didapatlah jawaban mengenai teori gravitasi bumi yang dapat menjawab rasa penasaran saya atas keadaan bumi yang dikatakan berbentuk bulat.

4.             4.  Mereorganisasi pengalaman sebelumnya, contoh yang saya jabarkan mengenai proses pembelajaran saya melalui imitasi atas apa yang abang saya lakukan dalam membaca cepat. Proses pembelajaran ini termasuk kedalam perspektif interaksionis karena dalam proses imitasi saya harus memiliki interaksi barulah saya dapat mencontoh. Dari apa yang saya pelajari dimasa dulu dapat saya kembangkan lagi sehingga berfungsi untuk membaca buku pelajaran juga. Sama halnya dengan fungsi teori belajar yaitu mereorganisasi pengalaman sebelumnya, teori belajar digunakan untuk memperbaiki terus-menerus pengalaman atau teori yang sebelumnya sehingga bisa dipakai terus kedepan.

5.                 5. Bertindak sebagai penjelasan kerja dari peristiwa, dicontoh saya menjelaskan mengenai perubahan sifat tidak mau mengalah saya dikarenakan ada satu peristiwa yang dapat merubah cara befikir saya, dan ini merupakan perspektif behavioris. Perubahan yang ada pada diri saya sekarang dapat dijelaskan dengan peristiwa yang saya hadapi sebelumnya sama halnya dengan fungsi teori belajar yang berfungsi sebagai penjelasan kerja peristiwa. Maka teori-teori belajar dapat menjelaskan peristiwa yang ada sehingga menimbulkan suatu keadaan.
           
            Yang dapat saya simpulkan adalah bahwa fungsi dari teori belajar dapat digabungkan atau digolongkan berdasarkan perspektif yang ada yaitu, perspektif behavioris, kognitif, interaksionis dan teori perkembangan interaksionis. Dimana keempat perspektif ini berhubungan satu dengan yang lain sehingga teori belajar dapat menjalankan fungsinya untuk menjelaskan suatu keadaan.