Sabtu, 15 September 2012

Pengalaman Pribadi dan Pembahasan berdasarkan Teori Albert Bandura

Nama : Deasy anggreini Pane
Nim : 09-008

PENGALAMAN
            Mengendarai mobil awalnya adalah hal sulit untuk saya. Alasan terbesar saya merasa sulit mengendarai mobil adalah karena ketakutan saya akan menggilas kaki pejalan kaki. Saya sudah berlatih di kursus mengemudi, diajarin secara langsung oleh ayah saya, namun tetap tidak bisa mengendara mobil dengan baik.
            Sampai akhirnya saya pindah ke Medan ketika SMA. Di Medan pada minggu pertama sekolah saya diantar jemput oleh abang saya yang sebenarnya baru 6 bulan terakhir pandai mengendarai mobil tapi sudah bisa mengendarai dengan lihai, gesit dan cepat seperti biasanya anak laki-laki. Ketika diantar jemput saya diam-diam memperhatikan bagaimana cara abang saya mengendarai mobil, saya perhatikan cara dia menyeimbangkan gas dan close, kapan dia menginjak close ketika menge-rem, dan bagaimana cara mengendalikan stir mobil.
Setelah seminggu diantar jemput oleh abang saya, akhirnya tibalah hari saya harus mengendarai mobil sendiri. Pada hari pertama, saya menerapkan beberapa teknik yang digunakan abang saya dalam mengendarai mobil, perlahan-lahan saya menerapkan teknik abang saya yang sudah saya observasi sebelumnya. Setelah 3 bulan, abang dan keluarga saya terkejut dengan kemampuan mengemudi saya yang sudah lihai, gesit dan melaju dengan kecepatan tinggi dijalanan. Tetapi, karena saya mengobservasi teknik mengemudi dari abang saya, maka sampai sekarang saya mengendarai mobil layaknya anak laki-laki (kecepatan tinggi & nyelip dijalan).

PEMBAHASAN
            Pengalaman pribadi yang saya paparkan diatas bisa dijelaskan dengan teori kognitif sosial Albert Bandura. Dimana pada teori Bandura dijelaskan bagaimana proses pembelajaran dilakukan dalam setting naturalistic, dari proses pembelajaran tersebut manusia dapat mempelajari hal-hal baru dengan cara mengobservasi sekitarnya.
            Pada pengalaman pribadi saya dapat dilihat bahwa mengendarai mobil adalah hal sulit untuk saya, dimana rasa kesulitan itu muncul karena ketakutan. Karena ketakutan ini saya tetap tidak bisa mengendarai mobil walaupun diajarin dan memakan waktu cukup lama untuk dapat mengendarai mobil. Ketakutan saya dapat teratasai dengan adanya model ( abang saya) yang menjadi model observasi saya, melalui observasi tersebut saya dapat meminimalisir ketakutan saya dan akhirnya bisa mengendarai mobil dengan baik. Namun, dalam melakukan pembelajaran dalam konteks natural kita juga harus dapat memilah-milah yang kita observasi, karena terkadang ada hal negatif juga bisa kita pelajari. Seperti saya, hal negatif yang saya dapat dari observasi adalah saya mengendarai mobil layaknya laki-laki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar