Nama
: Deasy anggreini Pane
Nim
: 09-008
PENGALAMAN
Mengendarai mobil awalnya adalah hal
sulit untuk saya. Alasan terbesar saya merasa sulit mengendarai mobil adalah
karena ketakutan saya akan menggilas kaki pejalan kaki. Saya sudah berlatih di
kursus mengemudi, diajarin secara langsung oleh ayah saya, namun tetap tidak
bisa mengendara mobil dengan baik.
Sampai akhirnya saya pindah ke Medan
ketika SMA. Di Medan pada minggu pertama sekolah saya diantar jemput oleh abang
saya yang sebenarnya baru 6 bulan terakhir pandai mengendarai mobil tapi sudah
bisa mengendarai dengan lihai, gesit dan cepat seperti biasanya anak laki-laki.
Ketika diantar jemput saya diam-diam memperhatikan bagaimana cara abang saya
mengendarai mobil, saya perhatikan cara dia menyeimbangkan gas dan close, kapan
dia menginjak close ketika menge-rem, dan bagaimana cara mengendalikan stir
mobil.
Setelah
seminggu diantar jemput oleh abang saya, akhirnya tibalah hari saya harus
mengendarai mobil sendiri. Pada hari pertama, saya menerapkan beberapa teknik yang digunakan abang
saya dalam mengendarai mobil, perlahan-lahan saya menerapkan teknik abang saya
yang sudah saya observasi sebelumnya. Setelah 3 bulan, abang dan keluarga saya
terkejut dengan kemampuan mengemudi saya yang sudah lihai, gesit dan melaju dengan kecepatan tinggi
dijalanan. Tetapi, karena saya mengobservasi teknik mengemudi dari abang saya,
maka sampai sekarang saya mengendarai mobil layaknya anak laki-laki (kecepatan tinggi & nyelip dijalan).
PEMBAHASAN
Pengalaman
pribadi yang saya paparkan diatas bisa dijelaskan dengan teori kognitif sosial
Albert Bandura. Dimana pada teori Bandura dijelaskan bagaimana proses
pembelajaran dilakukan dalam setting naturalistic, dari proses pembelajaran
tersebut manusia dapat mempelajari hal-hal baru dengan cara mengobservasi
sekitarnya.
Pada
pengalaman pribadi saya dapat dilihat bahwa mengendarai mobil adalah hal sulit untuk
saya, dimana rasa kesulitan itu muncul karena ketakutan. Karena ketakutan ini
saya tetap tidak bisa mengendarai mobil walaupun diajarin dan memakan waktu
cukup lama untuk dapat mengendarai mobil. Ketakutan saya dapat teratasai dengan
adanya model ( abang saya) yang menjadi model observasi saya, melalui observasi
tersebut saya dapat meminimalisir ketakutan saya dan akhirnya bisa mengendarai
mobil dengan baik. Namun, dalam melakukan pembelajaran dalam konteks natural
kita juga harus dapat memilah-milah yang kita observasi, karena terkadang ada
hal negatif juga bisa kita pelajari. Seperti saya, hal negatif yang saya dapat
dari observasi adalah saya mengendarai mobil layaknya laki-laki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar