Nama : Deasy Anggreini
Nim : 09-008
Pengalaman Pribadi :
Ketika SD menjadi juara kelas bukan
hal yang sulit bagi saya, karena dirumah sudah dibiasakan untuk belajar setiap
malam. Namun, hal ini berubah setelah saya masuk SMP, pada saat saya SMP, alat
elektronik dan permainan sudah cukup maju dan menggiurkan untuk digunakan.
Kelas 1 SMP saya sudah difasilitasi HP dan mendapat permainan PlayStation
dirumah, hal tersebut saya dapat karena prestasi saya yang bagus pada masa SD.
Tapi sangat disayangkan karena ternyata saya cukup terpukau dengan hal-hal baru
dan mulai merasa sulit membagi waktu.
Kesulitan membagi waktu antara
belajar dan bermain awalnya belum membuat orang tua saya resah, tapi keresahan
orang tua saya mulai terlihat ketika penerimaan rapor. Saya yang biasanya tetap
peringkat 1 di kelas turun menjadi peringkat 2. Orang tua saya tidak marah besar-besaran
ketika mengetahui hal ini, namun orang tua saya memberikan penjelasan bahwa
prestasi akademik itu perlu.Orang tua saya menempatkan saya pada aturan yaitu
dalam seminggu saya hanya diberi waktu bermain 3 jam sehari dan hanya pada hari
sabtu dan minggu. Sementara untuk penggunaan HP, orang tua saya hanya
memberikan uang seadanya untuk mengisi pulsa. Awalnya terasa berat karena harus
kehilangan saat-saat bermain yang menyenangkan, tetapi semua perasaan itu
hilang ketika saya berhasil menduduki peringkat 1 lagi dikelas. Dan peraturan
seperti diatas terus berlangsung sampai sekarang.
Pembahasan dengan Teori Skinner
Belajar adalah hal yang
berkelanjutan dalam hidup. Selama kita hidup hampir disetiap keadaan kita
belajar. Pengalaman yang saya utarakan diatas dapat dijelaskan dengan teori
Skinner yang merupakan aliran behavioral dan menekankan pada penguatan. Dimana
skinner mengatakan bahwa belajar itu senidri dalah perilaku, dan perubahan
perilaku secara fungsional berkaitan dengan perubahan dalam lingkungan.
Pengalaman diatas apabila ditilik
dari teori Skinner dapat terlihat jelas bahwa saya diberikan penguatan untuk
dapat merubah perilaku bermain saya yang menyebabkan penurunan prestasi.
Penguatan yang diberikan yaitu berupa aturan jam dan hari bermain dan juga
diminimalisir uang pembelian pulsa, penguatan seperti ini adalah tipe penguatan
negative dikarenakan penguatan ini memberikan pengurangan jadwal bermain saya
agar saya memiliki waktu untuk belajar. Dengan adanya penguatan negatif seperti
itu maka saya memiliki waktu lebih banyak untuk belajar dan meningkatkan
prestasi. Sebenarnya orang tua saya bisa saja memberikan hukuman yang bukan
merupakan penguatan menurut Skinner, seperti misalnya saya dalam kurun waktu 1
semester tidak diperbolehkan bermain dan menggunakan fasilitas, namun menurut
skinner penguatan yang bersifat negatif akan lebih bermanfaat (ampuh) dalam
merubah perilaku apabila penguatan tersebut dilakukan secara terus-meerus.
Namun, penggunaan penguatan negatif ini bisa menimbulkan efek samping emosional
seperti kecemasan ,dll. Kecemasan yang saya rasakan pada saat itu mungkin pada
saat jadwal belajar dan ujian,saya merasa cemas karena saya merasa orang tua
saya akan sangat mengawasi (merasa berat hati menjalani masa-masa belajar).
Hingga akhirnya kecemasan itu bisa teratasi karena saya berhasil mendapat
peringkat 1 dikelas dan merasa bangga atas usaha saya, dan untuk selanjutnya
saya tidak merasa keberatan menaati peraturan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar