Pembahasan perilaku sebahagian besar mahasiswa yang mengambil mata kuliah belajar "tidak memberikan respon" terhadap info yang diberikan dosen
1. Berdasarkan
Teori Albert Bandura
Teori kognitif-sosial Albert Bandura
berusaha menjelaskan belajar dalam latar naturalistik. Pada teori Bandura dapat
dilihat terdapat konsep Proses Internal
Pemelajar, dimana konsep ini terdiri dari 4 komponen, yaitu Proses Atensional, Proses Retensi,
Reproduksi Motorik dan Proses
Motivasional.
Proses Atensional adalah proses dimana
perilaku baru diperoleh dari model dengan cara memperhatikan dan memahami
perilaku tersebut secara akurat. Proses Retensi, pada proses ini terjadi
pertanggung jawaban atas pengkodean simbolik dari perilaku dan penyimpanan kode
visual atau verbal dalam memori, jadi pada proses inilah terjadi pengkodean
atas perilaku-perilaku yang diamati pada proses Atensional.
Proses Motorik adala proses kinerja
yang merupakan perwujudan dari kode-kode yang didapat melalui proses retensi dan
prosses atensional. Proses motivasional adalah proses dimana terdapat motivator
dari lingkungan sekitar (eksternal) sebagai penguat untuk melakukan perilaku
yang telah melewati tiga proses sebelumnya.
Dari Konsep Proses Internal
Pemelajar yang telah dijabarkan diatas, dapat dilihat bahwa pada kelas
Psikologi Belajar yang sebagian besar mahasiswa tidak merespon terhadap info
yang diberikan dosen dikarenakan terhambatnya proses terakhir pada konsep
diatas yaitu proses motivasional. Bentuk terhambatnya proses motivasional ini
adalah dikarenakan mahasiswa melihat bahwa info tersebut didapat pada minggu
ujian dimana mahasiswa memfokuskan diri terhadap ujiannya sehingga kurang
termotivasi untuk merespon dikarenakan ada ujian.
Selain itu, konsep Bandura lain yang
bisa menjelaskan kondisi tersebut adalah Sistem
Pengaturan Diri, pada sistem ini seseorang menguasai proses belajar dirinya
sendiri, masing-masing individulah yang mengatur proses pembelajaran seperti
apa dan perilaku seperti apa yang akan ia perlihatkan sebagai output dari
proses pembelajarannya. Pada mahasiswa yang tidak memberi respon terhadap info
tersebut, sistem pengendalian dirinya berarti belum terpenuhi dikarenakan
walaupun info diberikan pada minggu ujian, harusya mahasiswa dalam melihat
bahwa info tersebut juga merupakan tugas untuk keberlanjutan mata kuliah yang
ia ambil.
2. Berdasarkan
Teori Gagne
Gagne mengungkapkan bahwa kondisi
belajar itu terbagi menjadi dua, yaitu kondisi belajar Internal dan kondisi belajar
Eksternal. Kondisi belajar Internal adalah bagaimana seseorang dapat
megembangkan sikap, memerhatikan dan mengamati semua model yang berperilaku
dengan tepat. Kondisi belajar eksternal adalah dimana pembelajaran individu
mendapat dukungan dari lingkungan sekitar, bisa berupa stimulus yang nantinya kana
berinteraksi dengan pemrosesan internal pemelajar.
Pada keadaan dimana sebagian besar
mahasiswa yang mengambil mata kuliah belajar tidak memberi respon terhadap info
yang diberikan dapat dijelaskan dengan teori yang dibahas diatas. Bila dilihat
dari kondisi belajar internal, dapat dilihat bahwa kemungkinan besar mahasiswa
tidak memerhatikan atau mengamati info yang telah diberikan sehingga tidak tau
bahwa info tersebut ada dan meresponnya.
Sementara dilihat dari kondisi
belajar eksternal, mahasiswa sudah mendapat stimulus dari dosen berupa info
namun mungkin info ini kurang mendapat dukungan dari lingkungan, misalnya :
teman yang sudah membaca info tidak meng-infokan pada teman-temannya yang
jarang membuka FB (sarana penyebaran info).
3. Berdasarkan
Teori Piaget
Piaget mengemukakan 4 faktor yang
diperlukan untuk transformasi perkembangan dari satu bentuk penalaran ke bentuk
yang lain. Empat faktor tersebut adalah lingkungan fisik, kematangan, pengaruh
sosial dan proses yang disebut penyeimbangan.
Lingkungan fisik adalah interaksi
antara individu dan dunia, tetapi kontak lingkungan fisik harus disejalankan
dengan menggunakan pengalamannya dengan mengembangkan pengetahuan yang ia
miliki. Selanjutanya Kematangan, kematangan sistem saraf penting untuk memungkinkan
anak merealisasikan manfaat maksimum dari pengalaman fisik. Yang ketiga
pengaruh sosial, yaitu mencakup peran bahasa dan pendidikan, misalnya : jenjang
pendidikan yang didapat. Yang terakhir adalah penyeimbangan yang berfungsi
untuk menyeimbangkan ketiga faktor sebelumnya agar dapat sejalan.
Mahasiswa yang tidak merespon info
yang didapat dari dosen dapat dijelaskan dengan teroi diatas, yaitu dilihat
dari lingkungan fisik, dimana mungkin pada lingkungan fisik ini terdapat
hambatan misalnya kurangnya berbagi info dengan teman-teman yang sesama mengambil
mata kuliah belajar. Dengan terhambatnya faktor pertama, maka faktor kematangan
juga terhambat, karena dengan tidak berbagi info dengan sesama maka kognitif
juga tidak akan member respon karena merasa tidak mendapat stimulus. Faktor
yang ketiga pengaruh sosial, pada pengaruh sosial ini mahasiswa yang tidak
merespon mungkin memutuskan untuk tidak merespon karena melihat bahwa banyak
teman-temannya yang juga tidak merespon (pembelajaran dari ligkungan sekitar).
Dengan terhambatnya ketiga faktor diatas, maka faktor penyeimbangan juga tidak
dapat berjalan sesuai dengan tugasnya sehingga terjadilah perilaku mahasiswa
yang tidak merespon info yang diberikan.
Good effort Desy :)
BalasHapusthanks